
Influencer marketing telah menjadi salah satu strategi paling populer untuk membangun brand awareness, meningkatkan engagement, dan mendorong penjualan. Namun, tanpa pengukuran yang jelas, sulit untuk mengetahui apakah kampanye influencer marketing Anda berhasil atau tidak.
Di sinilah Key Performance Indicators (KPIs) berperan penting. KPI adalah indikator yang dipakai untuk menilai keberhasilan sebuah kampanye sesuai dengan target yang ditentukan. Artikel ini akan membahas secara mendalam cara menentukan KPI influencer marketing yang efektif, langkah-langkah praktis, serta tips untuk memastikan kampanye Anda mencapai hasil maksimal.
KPI dalam Influencer Marketing
Kinerja kampanye diukur berdasarkan tujuan tertentu, misalnya meningkatkan brand awareness, engagement, atau konversi, dengan KPI sebagai tolok ukur. Ini akan memberikan wawasan tentang efektivitas kolaborasi dengan influencer dan membantu Anda membuat keputusan strategis untuk kampanye berikutnya.
Menentukan KPI yang relevan memerlukan pemahaman mendalam tentang tujuan bisnis, audiens target, dan platform yang digunakan. KPI yang tidak relevan atau terlalu umum dapat menyebabkan kesalahan dalam mengevaluasi performa kampanye, sehingga penting untuk memilih metrik yang selaras dengan tujuan Anda.
1. Tetapkan Tujuan Kampanye yang Jelas
Langkah pertama dalam menentukan KPI adalah mendefinisikan tujuan kampanye secara spesifik. Tujuan ini harus mengikuti metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Beberapa tujuan umum dalam influencer marketing meliputi:
- Brand Awareness: Meningkatkan kesadaran merek di kalangan audiens baru.
- Engagement: Mendorong interaksi seperti likes, komentar, dan shares.
- Konversi: Meningkatkan penjualan, pendaftaran, atau unduhan aplikasi.
- Loyalitas Pelanggan: Membangun hubungan jangka panjang dengan audiens.
- Konten Berkualitas: Mendapatkan user-generated content (UGC) untuk keperluan pemasaran lainnya.
Misalnya, jika tujuan Anda adalah meningkatkan brand awareness, KPI seperti reach dan impressions akan lebih relevan dibandingkan konversi penjualan. Sebaliknya, jika tujuan Anda adalah konversi, maka KPI seperti klik tautan atau pembelian langsung lebih sesuai.
2. Pahami Audiens Target
Mengetahui siapa audiens target Anda adalah kunci untuk memilih KPI yang relevan. Pertimbangkan demografi, minat, dan perilaku audiens Anda.
Misalnya, jika Anda menargetkan Gen Z di Instagram, KPI seperti jumlah Story views atau interaksi dengan filter AR mungkin lebih relevan. Sementara audiens profesional yang aktif di LinkedIn, fokus utama KPI bisa berupa jumlah koneksi baru atau partisipasi dalam undangan webinar.
![]() |
Gambar: Pexels |
Analisis audiens juga membantu Anda memilih influencer yang tepat. Pastikan influencer memiliki audiens yang selaras dengan target pasar Anda. Anda dapat menggunakan alat analitik seperti HypeAuditor atau Social Blade untuk memeriksa demografi pengikut influencer.
3. Pilih Metrik Sesuai dengan Platform
Setiap platform media sosial memiliki metrik unik yang dapat dijadikan KPI. Berikut adalah beberapa metrik utama berdasarkan platform:
- Reach dan Impressions: Mengukur seberapa banyak orang yang melihat konten influencer.
- Engagement Rate: Persentase audiens yang berinteraksi (likes, komentar, shares) dibandingkan total pengikut.
- Story Views: Penting untuk kampanye berbasis Instagram Stories.
- Klik Tautan: Jika menggunakan fitur “Swipe Up” atau tautan di bio.
YouTube
- Watch Time: Durasi audiens menonton video.
- Subscriber Growth: Peningkatan jumlah pelanggan setelah kampanye.
- Click-Through Rate (CTR): Persentase penonton yang mengklik tautan di deskripsi video.
TikTok
- Video Views: Jumlah penayangan video.
- Engagement Rate: Interaksi seperti likes, komentar, dan shares.
- Hashtag Challenges: Partisipasi audiens dalam tantangan bermerek.
X
- Retweets dan Mentions: Seberapa sering konten dibagikan atau disebutkan.
- Impressions: Jumlah orang yang melihat postingan.
- Klik Tautan: Penting untuk kampanye yang mengarahkan audiens ke situs web.
Pilih metrik yang paling relevan dengan platform yang digunakan influencer dan tujuan kampanye Anda.
4. Tentukan KPI Berdasarkan Jenis Kampanye
Jenis kampanye juga memengaruhi KPI yang Anda pilih. Berikut adalah beberapa contoh KPI berdasarkan jenis kampanye:
Kampanye Brand Awareness
- Reach: Jumlah orang unik yang melihat konten.
- Impressions: Total penayangan konten.
- Share of Voice: Seberapa sering merek Anda disebutkan dibandingkan kompetitor.
Kampanye Engagement
- Engagement Rate: Persentase interaksi dibandingkan reach atau impressions.
- Jumlah Komentar: Mengukur kualitas interaksi audiens.
- Shares: Menunjukkan seberapa viral konten Anda.
Kampanye Konversi
- Klik Tautan: Jumlah klik pada tautan khusus (misalnya, tautan afiliasi atau kode diskon).
- Konversi Penjualan: Jumlah pembelian yang dihasilkan dari kampanye.
- Cost Per Action (CPA): Biaya per tindakan, seperti pembelian atau pendaftaran.
Kampanye Konten
- Jumlah Konten: Berapa banyak postingan, video, atau Stories yang dibuat influencer.
- Kualitas Konten: Dinilai berdasarkan estetika, relevansi, dan keselarasan dengan brand.
5. Gunakan Alat Analitik
Untuk memantau KPI secara akurat, Anda perlu menggunakan alat analitik yang tepat. Beberapa alat yang umum digunakan meliputi:
- Google Analytics: Untuk melacak klik tautan, lalu lintas situs web, dan konversi.
- Platform Insights: Seperti Instagram Insights, YouTube Analytics, atau TikTok Analytics untuk metrik bawaan.
- Alat Pihak Ketiga: Tools seperti Hootsuite, Sprout Social, atau Influencity untuk analisis lintas platform.
- Kode Pelacakan: Gunakan kode diskon unik atau tautan afiliasi untuk melacak konversi langsung dari influencer.
Pastikan Anda memiliki akses ke data ini sebelum kampanye dimulai. Mintalah influencer untuk memberikan laporan performa (misalnya, tangkapan layar dari analytics mereka) jika Anda tidak memiliki akses langsung.
6. Tetapkan Target Kuantitatif
Setelah memilih KPI, tetapkan target yang realistis dan terukur. Misalnya:
- Meningkatkan reach sebesar 20% dalam 30 hari.
- Mencapai engagement rate minimal 5% pada setiap postingan.
- Mendapatkan 100 klik tautan per influencer dalam satu minggu.
Target ini harus didasarkan pada performa historis influencer, ukuran audiens mereka, dan anggaran kampanye Anda. Jangan lupa untuk mempertimbangkan faktor eksternal, seperti tren musiman atau perubahan algoritma platform.
7. Evaluasi dan Sesuaikan KPI Secara Berkala
KPI bukanlah sesuatu yang statis. Setelah kampanye berjalan, lakukan evaluasi rutin untuk melihat apakah KPI yang dipilih masih relevan. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, analisis data untuk menemukan penyebabnya. Misalnya:
- Jika engagement rendah, mungkin konten influencer kurang menarik atau tidak selaras dengan audiens.
- Jika konversi rendah, periksa apakah tautan atau ajakan bertindak (CTA) cukup jelas.
Berdasarkan evaluasi ini, Anda dapat menyesuaikan strategi, seperti mengganti influencer, mengubah jenis konten, atau memperbarui KPI untuk kampanye berikutnya.
Tips Tambahan
- Fokus pada kualitas, bukan kuantitas: Jangan hanya mengejar angka besar seperti reach atau jumlah pengikut. Influencer dengan audiens kecil tapi terlibat (micro-influencer) sering kali memberikan hasil lebih baik untuk konversi.
- Gunakan KPI berbasis ROI: Jika anggaran terbatas, prioritaskan KPI yang terkait dengan Return on Investment (ROI), seperti cost per click atau cost per acquisition.
- Libatkan influencer dalam Perencanaan: Diskusikan tujuan dan KPI dengan influencer sejak awal. Mereka sering kali tahu cara terbaik untuk menarik audiens mereka.
- Perhatikan kualitas interaksi: Komentar yang bermakna atau shares lebih berharga daripada likes semata.
- Hindari vanity metrics: Metrik seperti jumlah pengikut atau likes bisa menyesatkan jika tidak menghasilkan dampak nyata pada bisnis Anda.
Contoh Studi Kasus
Sebuah merek skincare ingin meningkatkan penjualan produk baru melalui influencer marketing di Instagram. Tujuan utama mereka adalah konversi penjualan. KPI yang dipilih meliputi:
- Jumlah klik tautan ke situs web (target: 500 klik per influencer).
- Penjualan melalui kode diskon unik (target: 50 penjualan per influencer).
- Engagement rate minimal 3% pada setiap postingan.
Mereka bekerja dengan 10 micro-influencer (10.000–50.000 pengikut) dan menggunakan Google Analytics serta kode diskon untuk melacak performa.
Hasilnya, kampanye menghasilkan 6.000 klik, 700 penjualan, dan engagement rate rata-rata 4,5%. Dengan mengevaluasi data ini, merek tersebut mengetahui bahwa influencer dengan konten video mendapatkan konversi lebih tinggi, sehingga mereka menyesuaikan strategi untuk fokus pada video di kampanye berikutnya.
Kesimpulan
Menentukan KPI influencer marketing yang efektif membutuhkan perencanaan yang matang, pemahaman tentang audiens, dan pemilihan metrik yang relevan dengan tujuan kampanye. Dengan mengikuti langkah-langkah seperti menetapkan tujuan yang jelas, memilih metrik sesuai platform, dan menggunakan alat analitik,
Anda dapat memastikan bahwa kampanye influencer marketing memberikan hasil yang terukur dan berdampak. Ingatlah untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan KPI berdasarkan performa kampanye agar strategi Anda tetap relevan dan efektif.